Indonesia Kembangkan Teknologi Stem Cell dengan Dana Rp 9,3 Miliar

ilustrasi
JBMI HUMBANG HASUNDUTAN -- Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) berkomitmen untuk mengembangkan stem cell di Indonesia. Tak main-main, kementerian mengalokasikan anggaran khusus untuk pengembangan teknologi kesehatan tersebut.

"Sejak 2016 sudah ada alokasi anggaran untuk pengembangan stem cell," jelas Menristekdikti Prof M. Nasir usai meresmikan Teaching Industry Stem Cell dan Metabolit Stem Cell di Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Rabu (11/7).

Keseriusan Kemeristekdikti terlihat dari meningkatnya jumlah anggaran khusus pengembangan stem cell. Tahun lalu, Kemenristekdikti mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2,9 Miliar. Untuk tahun ini, jumlah anggaran mencapai Rp 9,3 Miliar.

Nasir ingin para peneliti Indonesia bisa menyembuhkan penyakit melalui stem cell. Sebab teknologi tersebut mampu memperbaiki kerusakan-kerusakan organ yang disebabkan penyakit tanpa memberikan obat.

"Dalam teknologi ini ada yang namanya jumping (lompatan, red). Selama ini kita ketergantungan dengan obat. Tapi ini bisa diperbaiki melalui pengembangan stem cell," imbuh mantan Rektor Universitas Diponegoro (Undip) tersebut.

Kemnristekdikti sendiri sudah punya gambaran jangka panjang bagaimana nantinya teknologi stem cell dikembangkan. Kementerian akan mendorong kampus-kampus untuk melakukan penelitian.

Di wilayah Indonesia Timur, Unair akan menjadi yang terdepan dalam penelitian ini. Sedangkan di bagian Barat, Universitas Indonesia (UI) juga akan melakukan hal yang sama.

"Nanti ini semuanya akan berkumpul jadi stem cell Indonesia. Sehingga nanti saat berkompetisi di level dunia, kami bisa menghasilkan stem cell berkualitas," tutur Nasir.

"Pemerintah akan mendukung penuh. Caranya dengan mengembangkan laboratorium. Soal sumber daya manusia, kalau ada short course akan kami danai," lanjut pria kelahiran Ngawi tersebut.

Terpisah, Rektor Unair Prof M. Nasih memaparkan, Teaching Industry Stem Cell dan Metabolit Stem Cell merupakan bagian dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell (P3SP). P3SP adalah unsur penunjang Unair yang tugasnya melakukan penelitian dan pengembangan di bidang stem cell.

"Salah satu produk kami adalah anti-aging dari metabolit stem cell. Produk metabolit ini berperan dalam memperbaiki kerusakan jaringan dan menggantikan jaringan yang mati dengan jaringan baru. Kemudian secara aktif berperan menghambat proses penuaan pada kulit," papar Nasih. (sumber)


Post a Comment

0 Comments